Me n My self

Sabtu, 30 April 2011

Ritual Toraja


Ma’ Nene’, Ritual Unik Suku Toraja

Mon, Apr 18 2:54 PM WIT
Oleh Andari Karina Anom
Tana Toraja di Sulawesi Selatan sudah lama terkenal dengan alam pegunungannya yang permai serta ritual adatnya yang unik. Yang paling tersohor, tentu saja, pesta Rambu Solo yang digelar menjelang pemakaman tokoh yang dihormati. Tiap tahun pesta yang berlangsung di beberapa tempat di Toraja ini senantiasa mengundang kedatangan ribuan wisatawan.
Selain Rambu Solo, sebenarnya ada satu ritual adat nan langka di Toraja, yakni Ma’ Nene’, yakni ritual membersihkan dan mengganti busana jenazah leluhur. Ritual ini memang hanya dikenal masyarakat Baruppu di pedalaman Toraja Utara — sebuah kabupaten baru. Biasanya, Ma’ Nene’ digelar tiap bulan Agustus.
Saat Ma’ Nene’ berlangsung, peti-peti mati para leluhur, tokoh dan orang tua, dikeluarkan dari makam-makam dan liang batu dan diletakkan di arena upacara. Di sana, sanak keluarga dan para kerabat sudah berkumpul. Secara perlahan, mereka mengeluarkan jenazah (baik yang masih utuh maupun yang tinggal tulang-belulang) dan mengganti busana yang melekat di tubuh jenazah dengan yang baru.
Mereka memperlakukan sang mayat seolah-olah masih hidup dan tetap menjadi bagian keluarga besar.
Ritual Ma’ Nene’ oleh masyarakat Baruppu dianggap sebagai wujud kecintaan mereka pada para leluhur, tokoh dan kerabat yang sudah meninggal dunia. Mereka tetap berharap, arwah leluhur menjaga mereka dari gangguan jahat, hama tanaman, juga kesialan hidup.
Dari mana asal muasal ritual Ma’ Nene’ di Baruppu? Kisah turun-temurun menyebutkan, pada zaman dahulu terdapatlah seorang pemburu binatang bernama Pong Rumasek. Saat sedang berburu di kawasan hutan pegunungan Balla, bukannya menemukan binatang hutan, ia malah menemukan jasad seseorang yang telah lama meninggal dunia. Mayat itu tergeletak di bawah pepohonan, telantar, tinggal tulang-belulang.
Merasa kasihan, Pong Rumasek kemudian merawat mayat itu semampunya. Dibungkusnya tulang-belulang itu dengan baju yang dipakainya, lalu diletakkan di areal yang lapang dan layak. Setelah itu, Pong Rumasek melanjutkan perburuannya.
Tak dinyana, semenjak kejadian itu, setiap kali Pong Rumasek berburu, ia selalu beroleh hasil yang besar. Binatang hutan seakan digiring ke dirinya. Bukan hanya itu, sesampainya di rumah, Pong Rumasek mendapati tanaman padi di sawahnya pun sudah menguning, bernas dan siap panen sebelum waktunya.
Pong Rumasek menganggap, segenap peruntungan itu diperolehnya berkat welas asih yang ditunjukkannya ketika merawat mayat tak bernama yang ditemukannya saat berburu.
Sejak itulah, Pong Rumasek dan masyarakat Baruppu memuliakan mayat para leluhur, tokoh dan kerabat dengan upacara Ma’ Nene’.
Dalam ritual Ma’ Nene’ juga ada aturan tak tertulis yang mengikat warga. Misalnya, jika seorang istri atau suami meninggal dunia, maka pasangan yang ditinggal mati tak boleh kawin lagi sebelum mengadakan Ma’ Nene’ untuknya.
Ketika Ma’ Nene’ digelar, para perantau asal Baruppu yang bertebaran ke seantero negeri akan pulang kampung demi menghormati leluhurnya. Warga Baruppu percaya, jika Ma’ Nene’ tidak digelar maka leluhur juga akan luput menjaga mereka. Musibah akan melanda, penyakit akan menimpa warga, sawah dan kebun tak akan menghasilkan padi yang bernas dan tanaman yang subur.
---
Foto: Tempo/Zulkarnain

Senin, 18 April 2011

HAL LANGKA TERJADI SAAT UN TAHUN INI

Hari ini hari pertama UN tahun pelajaran 2010-2011..
seperti tahun2 sebelumnya, w d amanatkan untuk mengawas di sekolah lain.
dan kebetulan sama dengan tahun kemarin, w ketempatan ngawas lagi di SMA Sejahtera 1 Depok..
Suasananya gak jauh berbeda dengan UN tahun2 sebelumnya...
atmosphernya agak tegang, guru2 lagi pada perbaikan gizi selalu setipa UN (maklum, makannya lagi enak2 terus.. hehehe) blom lagi ama honor ngawas yg lumayan untuk kategori guru swasta kaya w.. hihihi
Hari ini w kedapetan ngawas di kelas IPA Ruang A.98. jumlah umum per kelas 20 siswa/kelas.
ada beberapa kelas yang hanya 18. termasuk kelas yang w awasin ini.
secara anak IPA, jd tingkat nengok sana sininya lebih dikit dari pada kelas IPS.. heheh *PISS..
tahun2 sebelumnya paket soal itu hanya dibedakan menjadi 2 (Paket A dan B)
tapi tahun ini, entah mengapa dibedakan menjadi 5 paket alias paket A, B, C, D, dan E.
mungkin biar nyonteknya agak susahan kali... tetep aja nyontek.. wkwkwwk
seperti umumnya saja...
20 menit sebelum jam mulai ujian, yaitu jam 8, anak2 udah diperbolehkan masuk untuk mengisi lembar LJUN dulu. 5 menit sebelum mulai w dan partner ngawas dari SMAN 1, Yaitu bapak Drs. Zahir (yg banyak ngasih w wejangan selama ngawas heheh) mulai membagikan lembar soal dari A ampe E..
Setelah dibagikan kita kembali ke kursi pengawas sambil ngisi tetek bengek daftar hadir, berita acara dan ana ini ununya..
2 menit w duduk d kursi tau2 anak2 rame...
ternyataaaaaaaaaaaaa
smua siswa yang kebagian paket C dapet soalnya bahasa inggris...
sedangkan mata peljaran saat itu adalah bahasa indonesia....
dan bahasa inggris di ujikan hari rabu nya..
OH MY GOD.....
UN gtu loh!!!!
bukan ujian2 biasa...
hehehe (so lebai.. tapi srius,,, kjadian kaya gini tuh 1001 bgt dalam un) mana anak2 dah sedikit melihat soal b.inggrisnya lagih... aduuuuh rugi deh murid2 w dsolah...
hihihii
lanjut lagi critanyah...
w langsung lapor k panitia UN, panitia langsung lapor ke Pengawas dari Dinas dan 4 anak yg mendapat soal yg salah cuma bisa cengo, sedih dan bingung selama 10 menit....
aakhirnya 10 menit kemudianin pengawas dateng n ngebagiin soal paket E ke mereka..
trus mereka langsung gerutu Khas ala teenagers..
"ih bu, ko kita dapet paket E sih, kan kita paket C, gmn ni bu??? aduh bu...????"
trus pengawas bilang dengan so bijaknya "gpp sayang sama ajah"
dalam hati w ngomong...
"klo sama ngapain donk dibedain jadi 5 paket bu pengawas yg terhormat"  hahahahah
itu aja sih critanya..
sebenernya ga da yg seru juga..hahaha
cuma w aneh ajah...
soal un sgitu di hebohkannya jauh2 hari dari un berlangsung...
ampe ada karantinalah, pkae cctv, dikawal polisi2, masih kebobolan juga..
ya namanya juga manusia...
nobody's perfect khan.....
smoga besok ga ada lagi kjadian sperti itu...
heheh
thx ud baca...
wkwkwkwkwkw

Jumat, 08 April 2011

PEREMPUAN berpayudara besar kerap identik dengan persepsi cantik. Contoh saja, Melinda Dee, perempuan yang menjadi tersangka pembobolan dana nasabah Citibank sebesar Rp17 miliar ini kerap diberitakan sebagai cewek seksi karena berpayudara besar.

Namun, banyak yang menduga payudara Melinda hasil dari operasi implan. Tak sedikit sebenarnya perempuan yang memiliki pemikiran seperti Melinda. Karena merasa tak puas, banyak perempuan yang bersedia melakukan apa pun terhadap payudara nya seperti menjalani implan.

Namun, sadarkan Anda bahwa perempuan dengan ukuran payudara alami itu dilihat lebih seksi? Itu bukan sekadar asumsi, bahkan uji ilmu medis pun membuktikannya.

1. Lebih mudah terangsang
Hasil studi University of Wina menemukan bahwa perempuan berpayudara besar terkadang kurang sensitif terhadap rangsangan ketimbang lebih kecil. "Payudara memiliki jaringan lemak lebih banyak ketimbang kelenjar, padahal kelenjar merupakan bagian paling sensitif," kata peneliti University of Wina.

Seorang seksolog Rachael Ross, bertutur, "Pada payudara yang lebih kecil, kelenjar lebih mudah untuk terangsang selama foreplay karena tidak terletak di bawah lapisan lemak."

2. Mudah deteksi
Miliki payudara kecil juga menyehatkan dalam cara lain. "Dalam pemeriksaan payudara sendiri, pemilik payudara kecil akan lebih mudah mendeteksi adanya benjolan di bagian belakang payudara karena hanya ada sedikit lapisan," kata ahli onkologi Marisa Weiss, presiden dan pendiri Breastcancer.org.

Payudara mungil juga bisa menyelamatkan hidup Anda karena tidak membenakan kerja leher. Payudara besar tentu akan memberi beban pada tekanan tubuh terutama leher "Ini bisa mengubah postur seorang perempuan, terutama pada leher dan bisa mneyebabkan sakit kepala," kata Dr Weiss.

3. Membuat tampak lebih muda
Memang, pria sepertinya sudah alami lebih merasa tertarik dengan payudara besar, tapi dengan payudara kecil, pria bisa berpikiran bahwa kita lebih muda. Satoshi Kanazawa, PhD, seorang psikolog evolusi di London School of Economics bertutur, "Payudara lebih besar biasnaya akan melorot dari waktu ke waktu. Ini juga bisa menjadi indikator bahwa seorang perempuan sudah tak muda lagi." "Mak itu, lebih sulit untuk mengetahui usia perempuan jika ia memiliki payudara yang lebih kecil."(MI/ICH)